Dewa Romawi Dan Yunani

Hermes - Merkurius

Hermes adalah dewa pembawa pesan. Dalam mitologi Romawi, ia lebih akrab dengan sebutan Mercury atau Merkurius. Ia memiliki begitu banyak peran selain menyampaikan pesan. Di antaranya adalah menguasai perdagangan, perantara dewa dan manusia, dan sebagai penjelajah. Selain itu, Merkurius juga terkenal licik dan suka mencuri.

Baca Juga: 7 Kutukan Terkejam di Mitologi Yunani, Ubah Manusia Jadi Makhluk Aneh

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Berikutnya ada Aphrodite. Dewi cinta dan kecantikan ini merupakan Venus dalam mitologi Romawi. Perannya bukan hanya itu, ia juga dikenal sebagai dewi kemenangan, kesuburan, seks, dan prostitusi.

Venus memiliki kisah kelahiran yang unik. Menurut mitologi, ia muncul dari busa lautan setelah darah Uranus mengucur ke dalamnya. Maka dari itu, secara tak langsung, ia merupakan anak Uranus.

Minerva adalah dewi kebijaksanaan, kerajinan tangan, puisi, seni, obat, dan peperangan dalam aspek perencanaan strategis dalam mitologi Romawi. Benar, ia merupakan perwujudan dari Athena.

Perannya dalam peperangan terlihat dari penampilannya. Ia selalu mengenakan baju zirah, helm, dan membawa perisai. Selain itu, Minerva juga termasuk salah satu dewi Romawi yang paling dihormati sehingga ia memiliki banyak kuil.

Tak seperti lainnya, Apollo tidak memiliki nama lain dalam mitologi Romawi. Dirinya tetap akrab disapa sebagai Apollo. Ia merupakan anak Jupiter dengan dewi Titan bernama Latona.

Apollo memiliki banyak peran dalam mitologi Romawi. Ia bertindak sebagai dewa cahaya, matahari, musik, ramalan, obat, hingga ilmu pengetahuan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai dewa ramalan, ia dibantu oleh Oracle dari Delphi bernama Pythia. Ia merupakan perempuan yang menyampaikan ramalan Apollo.

Artemis, saudara kembar Apollo ini lebih akrab dengan sapaan Diana dalam mitologi Romawi. Ia mengemban tugas sebagai dewi perburuan, bulan, hutan, dan hewan liar. Diana merupakan salah satu dari tiga dewi yang bersumpah untuk menjadi gadis seumur hidupnya.

Layaknya para pemburu, Diana selalu membawa busur dan anak panahnya ke mana-mana. Ia sering ditemani oleh hewan-hewan seperti anjing dan rusa. Walaupun mendedikasikan hidupnya untuk tetap menjadi gadis, ia sering membantu perempuan yang akan melahirkan.

Demeter merupakan Ceres dalam mitologi Romawi. Dewi yang satu ini memiliki peran yang begitu penting bagi kelangsungan hidup di Bumi. Ia merupakan dewi panen, agrikultur, dan kesuburan.

Tanpa campur tangan Ceres, masyarakat setempat tidak akan bisa makan karena masa panen bergantung padanya. Itulah kenapa ia memiliki banyak kuil pemujaan dan pengikut.

Semua tanaman di Bumi pernah mati dan gagal panen sekali karena Ceres kehilangan anaknya, Proserpina. Saat itu, ia marah kepada Jupiter yang menculik sang buah hati dan menolak menjalankan tugasnya. Namun setelahnya, dengan bantuan Trivia (dewi Hecate), Ceres berhasil bertemu kembali dengan putrinya yang ternyata berada di Dunia Bawah.

Dewa Dewi Yunani Romawi Tia

Poseidon - Neptunus

Jika kamu sering menonton SpongeBob SquarePants, kamu tentu tak asing lagi dengan nama dewa yang satu ini. Dalam serial tersebut, Neptunus merupakan penguasa lautan yang selalu membawa trisula.

Penggambaran tersebut cukup identik dengan apa yang tercatat di mitologi Romawi. Benar, Neptunus merupakan nama lain dari Poseidon. Ia adalah dewa yang menguasai lautan dan perairan air tawar. Ia juga sering dikaitkan dengan kuda.

Hades adalah dewa mitologi Yunani yang dikenal sebagai penguasa Dunia Bawah (Underworld). Namun ternyata, nama "Hades" memiliki arti yang berbeda. Ia bisa diartikan sebagai "Dis" atau 'sosok yang kaya' dalam Bahasa Latin. Lebih lanjut, dalam bahasa Romawi, kata tersebut diartikan sebagai "Plouton". Itulah kenapa Hades adalah Pluto dalam mitologi Romawi.

Seperti namanya, Pluto merupakan dewa kekayaan. Sang dewa mendapatkan kekayaannya karena ia menguasai bagian dalam Bumi. Dari sana ia mendapatkan emas, perak, dan hasil bumi. Selaras dengan fakta tersebut, istana Pluto juga terletak di bawah tanah. Sama dengan kisahnya di mitologi Yunani, kan?

Dalam mitologi Romawi, Hera dikenal sebagai Juno. Ia merupakan istri Jupiter sekaligus dewi pernikahan. Dilansir Ancient, sang dewi juga berperan dalam mengawasi seluruh aspek kehidupan para perempuan, terutama yang telah menikah.

Bukan hanya itu, menurut mitologi Romawi, Juno memiliki tiga julukan, yaitu:

Sebagai dewa perang, citra Ares di mata masyarakat Yunani cukup buruk. Ia dikenal sebagai sosok yang destruktif, penuh amarah, dan suka mengadu domba umat manusia sehingga peperangan pun terjadi. Namun ternyata pamornya di kalangan masyarakat Romawi berbeda 180 derajat.

Ares dikenal sebagai Mars dalam mitologi setempat. Ia merupakan sosok yang dihormati karena menginspirasi masyarakat untuk membangun pertahanan dan sektor militer yang kuat.

Halaman-halaman dalam kategori "Kelompok dewa Yunani"

Kategori ini memiliki 12 halaman, dari 12.

Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan si planet kerdil Pluto. Kamu pasti mengenal nama-nama di atas sebagai planet di Tata Surya kita bukan? Memang benar bahwa nama-nama di atas adalah nama planet, tapi pernahkah kamu bertanya-tanya darimana nama itu berasal?

Dilansir dari universetoday.com, gak sembarangan kasih nama, para astronom menamai hampir semua planet di Tata Surya dari nama para dewa dalam mitologi Romawi dan Yunani Kuno. Siapa mereka? Kenalan yuk!

Mercury atau yang dalam bahasa Latin dikenal dengan nama Mercurius adalah nama dewa perdagangan. Selain menjadi dewa perdagangan, Mercurius juga identik dengan tipu daya, dan perjalanan. Dalam mitologi Romawi, Merkurius digambarkan dengan sendal bersayap yang membuatnya bisa mengelilingi Bumi dengan cepat.

Terinspirasi dari kemampuan tersebut, para astronom kemudian menamai planet terdekat dari matahari dengan Mercury, atau Merkurius dalam bahasa Indonesia. Faktanya, diantara semua planet, Merkurius memang yang paling cepat saat "berlari" mengelilingi matahari.

Di mana Merkurius hanya butuh waktu 88 hari untuk mengelilingi matahari dengan garis edarnya.

Bagi kita, planet tercantik di Tata Surya adalah Saturnus. Tapi bagi para astronom, Venus-lah juaranya. Nama planet Venus sendiri diambil dari nama dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Romawi Kuno. Sekilas nama ini mungkin sama sekali gak cocok untuk Venus yang dikenal sebagai planet terpanas di Tata Surya.

Tapi nama Venus dipilih bukan karena penampilan aslinya, melainkan karena penampakannya di Bumi. Dibanding Saturnus, Venus adalah planet paling terang di langit yang bisa dilihat oleh mata manusia.

Meski Venus adalah yang paling cantik di langit malam, tapi Mars adalah planet yang paling mudah dikenali oleh mata manusia. Ini karena di saat semua planet terlihat seperti bintang berwarna putih, Mars justru berwarna merah.

Karena warnanya ini, bangsa kuno jaman dulu mengindentikkan Mars dengan peperangan dan pertumpahan darah. Dalam mitologi Yunani Kuno misalnya, planet merah dikenal dengan Ayers atau dewa perang.

Meski begitu, nama planet ini justru terinspirasi dari nama dewa peperangan dalam mitologi Romawi.

Sama seperti kebanyakan planet lain, nama Jupiter diambil dari mitologi Romawi Kuno. Dan karena ukurannya yang paling besar, planet ini berhak mendapatkan nama yang paling keren.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Nama "Jupiter" sendiri diambil dari nama raja para dewa Romawi. Seperti Zeus dalam mitologi Yunani, Jupiter digambarkan menggenggam petir dengan burung elang di sisinya.

Ada dua alasan kenapa Saturnus dinobatkan sebagai planet terindah di Tata Surya. Selain karena cincin yang mengelilinginya, Saturnus juga memiliki warna kuning keemasan. Gara-gara warnanya yang mirip gandum, para astronom sepakat memberikan nama "Saturnus" untuk planet tetangga Jupiter ini.

Bagi bangsa Romawi Kuno, Saturnus adalah dewa pertanian. Selain itu, dia juga merupakan raja para dewa. Sayang, tahta itu di dapat Saturnus setelah menggulingkan kekuasaan Uranus. Dalam mitologi, tahta Saturnus sebagai raja para dewa kemudian digulingkan oleh anaknya sendiri, Jupiter.

Baca Juga: 11 Dewa Mitologi Mesir yang Banyak Dipuja di Zamannya, Ada Osiris

Kebanyakan planet di Tata Surya diberi nama dengan nama dewa Romawi, tapi nasib yang berbeda justru terjadi pada Uranus. Planet ini pertama kali ditemukan pada 1781 oleh astronom William Herschel. Sang penemu kemudian memberi nama planet ini dengan Georgium Sidus.

Sayangnya, ide itu ditentang oleh astronom lain yang lebih suka menyebutnya dengan nama planet Herschel. Sebagai jalan keluar, astronom Johann Bode menyarankan Uranus. Nama Uranus sendiri diambil dari nama dewa langit dalam mitologi Yunani, Ouranos.

Meski sekilas nama Neptunus terdengar mirip dengan Uranus, tapi keduanya dinamai dari dua mitologi yang berbeda. Sama seperti Mars, Jupiter, atau Merkurius, nama Neptunus berasal dari mitologi Romawi Kuno.

Dalam kepercayaan bangsa Romawi, Neptunus adalah dewa laut yang sangat dihormati. Dan bisa dibilang, nama itu sangat cocok dengan planet satu ini. Karena bagaimana pun, Neptunus adalah salah satu planet di Tata Surya selain Bumi, yang berwarna biru, persis seperti birunya lautan.

Pluto memang sudah turun pangkat jadi planet kerdil, tapi dulu planet mungil ini adalah bagian dari planet-planet di Tata Surya kita seperti Jupiter, Mars, dan Bumi. Uniknya, Pluto ditemukan pada 1930 oleh seorang gadis kecil berusia 11 tahun bernama Venetia Burney.

Setelah berhasil menemukan keberadaan si planet kecil, Venetia kemudian memberitahu pamannya agar para astronom menamai planet tersebut dengan Pluto. Nama itu dipilih oleh Venetia karena ia terinspirasi oleh dewa bawah tanah dalam mitologi Romawi yang memiliki kemampuan untuk tidak terlihat. Dan memang begitulah Pluto, ada tapi tiada.

Bisa dibilang, hampir semua nama planet di Tata Surya diambil dari nama para dewa dalam mitologi Romawi dan Yunani, kecuali Bumi. Nama Bumi sendiri diambil dari kata Erda atau tanah dalam bahasa Inggris Kuno dan Jerman.

Baca Juga: 7 Hewan Mitologi Khas Indonesia, dari Garuda hingga Babi Ngepet

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

©2024 iStockphoto LP. Desain iStock adalah merek dagang iStockphoto LP.

Nationalgeographic.co.id—Dewa-dewa dalam mitologi Yunani sangat terkait dengan alam dan dikaitkan dengan hewan tertentu yang dianggap perwujudan suci. Melalui karakteristik uniknya, makhluk-makhluk tersebut mencerminkan kekuatan ilahi para dewa tersebut.

Banyak legenda yang menceritakan contoh para dewa yang bermetamorfosis menjadi hewan, yang selanjutnya memperkuat hubungan antara dewa dan dunia hewan.

Seiring waktu, hewan-hewan tertentu dikaitkan dengan dewa-dewa dalam mitologi Yunani tertentu. Berikut dewa-dewa mitologi Yunani dan hewan yang menjadi simbolnya.

Hewan Suci Zeus: Perwujudan Kekuatan dan Keserakahan

Public domain Zeus, dewa petir mitologi Yunani kuno kerap menghukum manusia.

Zeus, dewa petir mitologi Yunani kuno kerap menghukum manusia.

Dalam jajaran dewa Yunani, Zeus, ayah para dewa dan penguasa langit, memiliki kekuatan dan pengaruh yang tak tertandingi.

Penguasaannya atas guntur dan kilat dilengkapi dengan kemampuan luar biasa untuk berubah bentuk menjadi berbagai hewan, keterampilan yang sering ia gunakan dalam mengejar kasih sayang manusia.

Bentuk hewan yang disukai Zeus adalah elang dan banteng, masing-masing mewujudkan aspek berbeda dari kepribadian ilahinya.

Banyak penggambaran Zeus menampilkan elang berbulu emas megah yang dikenal sebagai Aetos Dios, bertindak sebagai utusan pribadi dan pendamping di samping singgasananya.

Salah satu legenda abadi menceritakan bagaimana Zeus berubah menjadi elang dan menculik Ganymede yang cantik.

Menurut mitologi Yunani, Ganymede berasal dari Troy, dan Homer menggambarkan kecantikannya yang menakjubkan, dengan mengatakan dalam Iliad bahwa dia “adalah yang paling cantik dari ras manusia, dan oleh karena itu para dewa menangkapnya…”

Tertarik oleh kecantikan Ganymede, Zeus berubah menjadi elang dan menangkap pemuda itu, membawanya ke Gunung Olympus untuk berperan sebagai juru minuman dewa.

Hewan lain yang diasosiasikan legenda dengan Zeus adalah banteng. Dia mewakili kekuatan dan kekuatan kasar, sebuah manifestasi dari kekuatan Zeus.

Mitos paling terkenal menyatakan bahwa Zeus, yang jatuh cinta dengan Europa, seorang putri dari Tirus, ingin membawanya pergi untuk tinggal bersamanya.

Suatu hari, saat sedang berkeliaran di antara ternak ayahnya, Europa bertemu dengan seekor banteng.

Tanpa sepengetahuannya, banteng ini adalah Zeus yang menyamar, menyusun taktik licik untuk memenangkan hati dia.

Public domain Hera adalah dewi pernikahan dalam mitologi Yunani kuno.

Hera adalah dewi pernikahan dalam mitologi Yunani kuno.

Istri Zeus, Hera, memegang kendali atas bidang-bidang seperti pernikahan, wanita, dan persalinan.

Dalam penggambaran artistiknya, Hera sering kali disertai dengan binatang simbolis yang melambangkan sifat ketuhanannya.

Sapi, yang diasosiasikan dengan kecenderungan mengasuh dan menjadi ibu melalui perawatan terhadap anak-anaknya, menjadi simbol penting bagi Hera.

Hal ini sejalan dengan perannya dalam menjaga kesucian pernikahan dan memberikan dukungan kepada perempuan, yang mencerminkan sifat protektif dari sapi yang mengasuh.

Simbol kebinatangan lainnya, burung kukuk, yang terkait dengan Hera, mengingatkan kembali pada mitos-mitos yang terkait dengan upaya Zeus untuk memenangkan hati sang dewi.

Dalam banyak versi kisah tersebut, Zeus menyamar sebagai seekor burung kukuk yang terluka untuk mendapatkan simpati Hera.

Alternatifnya, burung kukuk memiliki asosiasi yang lebih luas, sering dikaitkan dengan datangnya musim semi atau dianggap sebagai simbol kebodohan yang tidak penting.

Selain itu, burung merak, yang dihiasi “mata” menawan di ekornya, memainkan peran khusus dalam kisah Hera.

Burung-burung agung dimanfaatkan untuk menarik kereta Hera, melambangkan kehadirannya yang agung.

Namun, hubungan Hera dengan Zeus, yang dikenal karena matanya yang jelalatan, menimbulkan perselisihan.

Ketika Zeus terpikat dengan Io, pendeta Hera yang dijaga oleh Argos Panoptis yang waspada, Hera turun tangan.

Secara tragis, Zeus memerintahkan kematian Argos untuk mencapai Io, tetapi sebelum kematiannya, Hera mengabadikan Argos dengan mengubah seratus matanya menjadi pola mencolok yang menghiasi ekor burung merak.

Poseidon, Dewa Laut yang Terhubung dengan Minotaur

Sousse Archaeological Museum Mosaik yang menggambarkan Poseidon dengan keretanya yang ditarik kuda bertubuh ikan.

Sousse Archaeological Museum

Mosaik yang menggambarkan Poseidon dengan keretanya yang ditarik kuda bertubuh ikan.

Poseidon, dewa laut yang tangguh, memiliki tiga hewan suci yang terkait erat dengan kekuasaannya.

Yang paling utama di antara mereka adalah kuda, yang melambangkan kekuatan, keindahan, dan keberanian.

Dalam salah satu versi asal usulnya, Pegasus, kuda bersayap ikonik, diyakini sebagai anak Poseidon, lahir dari campuran darah Medusa dan busa laut yang diciptakan oleh dewa laut.

Lumba-lumba, penguasa lautan, juga dikeramatkan bagi Poseidon. Selain itu, dewa laut dikaitkan dengan berbagai ikan lainnya, dan keretanya ditarik oleh kuda berekor ikan.

Lebih jauh memperluas kebun binatang simbolisnya, Poseidon dikaitkan dengan banteng, khususnya banteng Kreta—simbol kuat dari berkembangnya peradaban Minoa di Kreta.

Dalam mitos yang menawan, Poseidon menghadiahkan banteng Kreta kepada Minos, raja pulau yang legendaris.

Namun, kisah tersebut berubah menjadi tragis ketika istri Minos, Pasiphae, jatuh cinta pada banteng setelah Poseidon mengutuknya, yang akhirnya melahirkan Minotaur, monster berkepala banteng dan bertubuh manusia.

Hewan Suci Athena, Penjaga Kebijaksanaan dan Keberanian

Metropolitan Museum of Art Athena memegang helm dan tombak, dengan burung hantu.

Metropolitan Museum of Art

Athena memegang helm dan tombak, dengan burung hantu.

Terkenal sebagai dewi kebijaksanaan dan perang yang adil, Athena menjadikan burung hantu sebagai hewan suci utamanya.

Burung hantu, yang dipuja karena sifatnya yang cerdas namun juga mematikan, merupakan simbol yang cocok untuk Athena.

Simbol itu, tidak hanya mewakili kecerdasan tetapi juga kemampuan untuk memahami kebenaran yang tidak diketahui orang lain.

Diyakini bahwa penglihatan malam burung hantu yang luar biasa mencerminkan kemampuan Athena untuk “melihat” melalui mata kebijaksanaan.

Representasi Athena yang beragam termasuk penggambaran dia membawa tombak yang dililit ular, menekankan peran gandanya sebagai dewi perang dan kebijaksanaan.

Sang dewi secara sporadis dikaitkan dengan simbol burung lainnya seperti ayam jago, merpati, dan elang, sebagaimana dibuktikan dengan temuan amphorae yang dihiasi ayam jantan dan representasi dirinya.

Apollo, Dewa Yunani yang Dikelilingi Binatang

Dennis Jarvis/Wikimedia Commons Patung Apollo dengan hewan di sekelilingnya.

Dennis Jarvis/Wikimedia Commons

Patung Apollo dengan hewan di sekelilingnya.

Apollo, dewa musik, ramalan, dan puisi yang mempunyai banyak segi, terjalin dengan beragam hewan dalam mitologi Yunani.

Elang bertindak sebagai utusannya, mencerminkan peran elang bagi Zeus. Hubungan burung ini dengan Apollo berakar kuat dan tercermin dalam satu legenda indah.

Dalam mitologi Yunani, Daedalion, putra Hesperos, menghadapi transformasi tragis di tangan Apollo.

Berduka atas kematian putrinya yang cantik, Chione, Daedalion berusaha membuang dirinya dari Gunung Parnassus.

Daripada menemui ajalnya, Apollo turun tangan, mengubahnya menjadi elang. Metamorfosis ini adalah tanda belas kasihan dari dewa, yang memberi elang kekuatan besar.

Dalam Metamorphoses Buku XI, penyair Romawi Ovid menggambarkan transformasi Daedalion: “Sekarang, sebagai elang, dia mengamuk terhadap semua burung, tidak berbelas kasihan kepada siapa pun, dan, penderitaan, adalah penyebab penderitaan.”

Jangkrik, dengan simfoni musiknya di bulan-bulan musim panas, dianggap suci bagi Apollo, yang melambangkan ketertarikannya pada musik dan seni.

Lagu-lagu mereka yang bersemangat dapat selaras dengan perlindungan dewa terhadap upaya kreatif ini.

Hecate, Dewi Sihir dalam Mitologi Yunani yang Hidup di Persimpangan Jalan

Dewa dunia bawah Yunani adalah dewa-dewa dalam mitologi Yunani yang tinggal atau bertugas di dunia bawah. Pemimpinnya adalah Hades yang didampingi oleh istrinya, Persefone.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dewa Laut Yunani adalah dewa-dewa dalam mitologi Yunani yang tinggal atau bertugas di lautan. Pemimpinnya adalah Poseidon yang didampingi oleh istrinya, Amfitrite.

Dewa-Dewi Yunani dan Romawi: Perbedaan dan Persamaan dalam Mitologi Kuno

Minggu, 29 September 2024 - 22:42 WIB

Jakarta, WISATA - Dalam sejarah mitologi dunia, Yunani dan Romawi dikenal sebagai dua peradaban besar yang memiliki mitologi yang kaya akan dewa-dewi yang memengaruhi kebudayaan, agama, serta cara pandang masyarakat terhadap dunia. Meskipun kedua mitologi ini memiliki banyak persamaan, terutama karena pengaruh Yunani yang kuat terhadap Romawi, ada juga perbedaan yang signifikan dalam cara masing-masing peradaban memandang dan memuja para dewa mereka. Artikel ini akan mengulas perbedaan dan persamaan dewa-dewi dalam mitologi Yunani dan Romawi serta peran penting mereka dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kuno.

Asal Usul dan Pengaruh Budaya

Mitologi Yunani lebih dahulu berkembang daripada mitologi Romawi. Dewa-dewi Yunani sudah dikenal di seluruh kawasan Mediterania sejak berabad-abad sebelum Romawi mencapai puncak kejayaannya. Ketika Romawi mulai menaklukkan wilayah Yunani dan wilayah Mediterania lainnya, mereka terinspirasi oleh kebudayaan Yunani, termasuk sistem dewa-dewi. Hal ini mengakibatkan adanya banyak dewa Romawi yang merupakan hasil adaptasi dari dewa-dewi Yunani.

Namun, meskipun banyak dewa Romawi berasal dari Yunani, Romawi memberikan sentuhan lokal terhadap mitologi mereka. Dewa-dewi Romawi lebih sering dikaitkan dengan nilai-nilai moral, hukum, dan disiplin, sesuai dengan karakteristik peradaban Romawi yang sangat terorganisir dan berfokus pada kekuatan militer dan politik.

Persamaan Nama dan Fungsi

Banyak dewa dalam mitologi Romawi memiliki padanan langsung dalam mitologi Yunani, dengan nama dan fungsi yang hampir serupa. Beberapa contoh utama meliputi:

Perbedaan dalam Karakteristik dan Fokus Pemujaan

Yunani dan Romawi merupakan dua peradaban yang sulit dipisahkan. Keduanya memiliki kisah yang tumpang tindih dan saling berhubungan. Begitu pula dengan mitologinya. Ternyata, masyarakat Romawi Kuno banyak mengadaptasi kisah dewa-dewi Yunani ke dalam mitologi setempat.

Mereka pun mengganti nama dewa-dewi agar lebih mudah diucapkan dan diingat oleh masyarakat. Memang ada beberapa bagian kisah yang berbeda, namun secara garis besar sangat mirip. Berikut ini nama dewa dan dewi Yunani yang diadaptasi ke dalam mitologi Romawi!

Zeus, penguasa seluruh dewa dan dewi Yunani ini dikenal sebagai panggilan Jupiter dalam mitologi Romawi. Masyarakat Romawi juga mengenalnya dengan sebutan Jove. Ia adalah anak dari Saturnus dan Ops.

Seperti dalam mitologi Yunani, Jupiter adalah dewa yang bertanggung jawab atas langit dan petir. Ia juga dikenal sebagai dewa dengan kedudukan tertinggi dan paling berkuasa.

Hephaestus - Vulcan

Terakhir ada Hephaestus. Dalam mitologi Yunani, ia dikenal sebagai dewa pandai besi. Namun di kalangan masyarakat Romawi, Hephaestus adalah Vulcan, dewa api. Ia bertanggung jawab akan gunung berapi dan peristiwa kebakaran yang ada di Bumi.

Selain peran utamanya tersebut, Vulcan tetap dikenal ahli dalam membuat peralatan dari logam. Ialah pencipta petir Zeus, helm bersayap milik Athena, dan berbagai senjata lain milik dewa dan dewi.

Jadi itulah nama dewa dan dewi Yunani dalam mitologi Romawi. Mereka merupakan sosok yang sama, masyarakat Romawi Kuno hanya mengganti namanya agar lebih mudah untuk diingat dan diucapkan.

Baca Juga: 7 Praktik Kanibalisme Paling Mengerikan dalam Mitologi Yunani

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

5 subkategori di kategori ini ditampilkan berikut ini. Terdapat 5 subkategori seluruhnya dalam kategori ini.